PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA DARI PATI JAGUNG MENGGUNAKAN PROSES HIDROLISIS ENZIM DENGAN KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN

SURYARACHMA, HENI (2022) PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA DARI PATI JAGUNG MENGGUNAKAN PROSES HIDROLISIS ENZIM DENGAN KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN. Skripsi (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

[img] Text (Skripsi)
ACC_TA 2 HENI SURYARACHMA 2015.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Prarancangan pabrik Maltosa didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar dunia (ekspor). Prospek pembangunan pabrik ini sangat bagus karena kebutuhan maltosa terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini berkaitan dengan penggunaan maltosa untuk produksi pabrik makan, minuman, es krim, dan farmasi, dll. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kawasan Industri Gresik Jawa Timur dengan kapasitas produksi 50.000 ton per tahun dengan daerah pemasaran Pulau Jawa dan Sumatera. Bahan baku yang digunakan adalah pati jagung yang diperoleh dari Pulau Jawa dan Sumatera. Pengolahan maltosa dilakukan dengan proses hydrothermal. Reaksi berlangsung pada reaktor likuifikasi dan sakarifikasi dengan suhu berkisar 60-125°C dengan waktu tinggal selama kurang lebih 30 detik – 48 jam. Selanjutnya produk dimurnikan menggunakan membran filter, dan. Kebutuhan utilitas pada pabrik ini adalah superheated steam sebanyak 50.506,08 kg/jam yang dibuat menggunakan boiler dengan bahan bakar gas yang diperoleh dari PGN, air demineralisasi sebanyak 13.350,00kg/jam dan air sanitasi 428,96 Kg/jam diperoleh dari pengolahan air mandiri yang bersumber dari PDAM, lalu kebutuhan listrik 428,96 kWh yang diperoleh dari PLN. Bentuk perusahaan adalah perseroan terbatas dengan jumlah karyawan sebanyak 137 orang. Total investasi capital pada pendirian pabrik ini sebesar 1.377.062,66 juta dan modal kerja sebesar Rp 388.493,08 juta. Jumlah biaya investasi keseluruhan sebesar Rp 1.765.555,74. Dengan metode perhitungan depresiasi SOYD pabrik ini memiliki BEP 22,1% sebesar POT 2,2 tahun dari masa produksi, ROI 35,76 %. dan DCF-ROR sebesar 20,70 %. Pabrik ini lebih senitif terhadap penurunan harga jual dibanding kenaikan harga bahan baku. Disaat terjadi kenaikan pada harga bahan baku BEP naik hingga 22,1%, POT 2,2 tahun dari masa produksi, ROI 35,73% dan DCF-ROR 20,70%, sedangkan apabila harga jual produk turun maka BEP naik menjadi 25,9%, POT 2,3 tahun dari masa produksi, ROI 28,70 % dan DCF-ROR 16,20%.

Item Type: Thesis (Skripsi (S1))
Additional Information: Prarancangan pabrik Maltosa didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar dunia (ekspor). Prospek pembangunan pabrik ini sangat bagus karena kebutuhan maltosa terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini berkaitan dengan penggunaan maltosa untuk produksi pabrik makan, minuman, es krim, dan farmasi, dll. Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Kawasan Industri Gresik Jawa Timur dengan kapasitas produksi 50.000 ton per tahun dengan daerah pemasaran Pulau Jawa dan Sumatera. Bahan baku yang digunakan adalah pati jagung yang diperoleh dari Pulau Jawa dan Sumatera. Pengolahan maltosa dilakukan dengan proses hydrothermal. Reaksi berlangsung pada reaktor likuifikasi dan sakarifikasi dengan suhu berkisar 60-125°C dengan waktu tinggal selama kurang lebih 30 detik – 48 jam. Selanjutnya produk dimurnikan menggunakan membran filter, dan. Kebutuhan utilitas pada pabrik ini adalah superheated steam sebanyak 50.506,08 kg/jam yang dibuat menggunakan boiler dengan bahan bakar gas yang diperoleh dari PGN, air demineralisasi sebanyak 13.350,00kg/jam dan air sanitasi 428,96 Kg/jam diperoleh dari pengolahan air mandiri yang bersumber dari PDAM, lalu kebutuhan listrik 428,96 kWh yang diperoleh dari PLN. Bentuk perusahaan adalah perseroan terbatas dengan jumlah karyawan sebanyak 137 orang. Total investasi capital pada pendirian pabrik ini sebesar 1.377.062,66 juta dan modal kerja sebesar Rp 388.493,08 juta. Jumlah biaya investasi keseluruhan sebesar Rp 1.765.555,74. Dengan metode perhitungan depresiasi SOYD pabrik ini memiliki BEP 22,1% sebesar POT 2,2 tahun dari masa produksi, ROI 35,76 %. dan DCF-ROR sebesar 20,70 %. Pabrik ini lebih senitif terhadap penurunan harga jual dibanding kenaikan harga bahan baku. Disaat terjadi kenaikan pada harga bahan baku BEP naik hingga 22,1%, POT 2,2 tahun dari masa produksi, ROI 35,73% dan DCF-ROR 20,70%, sedangkan apabila harga jual produk turun maka BEP naik menjadi 25,9%, POT 2,3 tahun dari masa produksi, ROI 28,70 % dan DCF-ROR 16,20%.
Uncontrolled Keywords: α-amilase, β-amilase, metode hidrolisis, pati jagung, pullulanase
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Faculty of Engineering / Fakultas Teknik > S1 Chemical Engineering / Teknik Kimia
Depositing User: mr mustafa kamal mattjik
Date Deposited: 24 Oct 2024 04:16
Last Modified: 25 Oct 2024 00:54
URI: http://repository.umj.ac.id/id/eprint/21802

Actions (login required)

View Item View Item